Ada kecurigaan yang
masih perlu dikaji lebih mendalam, bahwa jiwa berada di balik struktur
otak manusia. Kenapa ada kecurigaan seperti itu? Karena dalam berbagai
data klinis yang dicermati oleh para dokter jiwa maupun saraf,menunjukkan
kaitan sangat erat antara kualitas Jiwa dengan kualitas otaknya.Jika otak
seseorang mengalami gangguan secara medis, atau mengalamikerusakan, maka diperoleh
kenyataan bahwa orang tersebut juga mengalamigangguan Jiwa seiring dengan
bagian yang mengalami kerusakan.Sebagai contoh, saya punya seorang kawan
yang mengalami gangguan pada selotaknya. Karena kecelakaan sepeda motor,
ia mengalami kerusakan sel penciumannya. Sejak saat itu, dia tidak pernah
bisa membau aroma apa pun lewathidungnya. Baginya aroma nasi soto tidak berbeda
dengan aroma nasi rawon ataunasi timlo. Dia sempat mengeluhkan kepada saya,
betapa tidak enaknyamengalami gangguan semacam itu.Secara sepintas, anda
mungkin bertanya-tanya apa kaitannya dengan jiwa.Sebenarnya fungsi penciuman
(kefahaman terhadap aroma) adalah sebagian darifungsi Jiwa. Sebagaimana mata,
telinga dan indera lainnya. Karena panca inderaadalah alat untuk berkomunikasi
dengan dunia di luar tubuh seseorang. Jika iarusak, maka kualitas Jiwanya juga
menjadi terganggu.Contoh yang lebih jelas terlihat dari kasus kedua yang
dialami oleh seorang familisaya. Suatu ketika, famili saya ini terkena serangan
stroke di suatu acara syukuran.Karena makan sate dan makanan berkolesterol
tinggi lainnya, besok paginya iaterkena serangan 'penyakit stroke' yang
berbahaya itu.Apa yang terjadi? Dia mengalami kerusakan pada bagian otak yang
terkait dengansel-sel memori bahasanya. Maka sejak saat itu, dia tidak ingat
pada perbendaharaan kata-kata yang telah dipunyainya sejak kecil. Baik
bahasaIndonesia, Jawa, Madura, Inggris, mau pun bahasa lain yang dia pernah
bisa.Dia tahu, faham dan mengenal suatu benda, tapi tidak pernah bisa
menyebutnamanya. Ia selalu salah dalam menyebut nama benda apa saja. Bahkan
juga tidak bisa menyebut nama saya. Padahal saya tahu pasti, dia
masih mengenal saya.Bahkan, untuk menyebut nama istri dan anaknya pun dia lupa!
Kalau pun dia berusaha berbicara, kata-kata yang dia ucapkan itu tidak
bisa dimengerti samasekali. Dia sangat menderita secara kejiwaan, karena apa
yang dia maksudkantidak bisa tersampaikan lewat bahasa.Saya kira, kini anda
mulai bisa merasakan apa yang saya maksudkan. Bahwakerusakan struktur otak
ternyata memberikan gangguan pada kualitas Jiwaseseorang secara nyata. Dia
tidak gila, tetapi mengalami gangguan kualitas Jiwa.Untuk mengatasi
kesehatannya, famili saya itu ditangani oleh beberapa dokter, di
antaranya adalah dokter
saraf dan dokter Jiwa.Pada kasus kasus yang lebih berat, Schizophrenia alias
gila, para dokter saraf ternyata juga menemukan kerusakan pada sel-sel
otak si penderita. Ada bagian- bagian otak yang bertanggung jawab pada
emosi, rasa malu, sadistis, perilakutidak terkontrol, dan lain sebagainya
mengalami kerusakan serius. Dan kemudianditandai dengan dilepaskannya zat-zat
kimiawi tertentu di dalam tubuhnya.Pengobatannya, ternyata bisa dilakukan
secara fisik dengan memberikan obat-obattertentu yang mengendalikan munculnya
zat-zat pencetus 'kegilaan' tersebut.Dengan demikian, terbukti bahwa gangguan
Jiwa sangat erat kaitannya dengankerusakan struktur otak seseorang.Dulu, bidang
kesehatan yang menangani penyakit Jiwa ditangani oleh seorangdokter
penyakit Jiwa. Tapi kini, ditangani oleh dua bidang kesehatan yang berbeda
yaitu dokter saraf dan dokter Jiwa (psikiater). Dokter saraf
menanganigejala-gejala fisiknya, sedangkan psikiater lebih kepada fungsi Jiwa
alias psikisyang bersifat abstrak. Dalam ilmu kedokteran disebut sebagai
Struktural (fisik)dan Fungsional (psikis).Agar kita memiliki gambaran yang
lebih konkret tentang struktur otak dalamkaitannya dengan fungsi jiwa, berikut
ini marilah kita cermati organ terpentingyang ada di dalam kepala manusia
itu.Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram.
Otak manusia berisi sekitar 100 miliar sel yang tersusun secara sangat
canggih.Miliaran sel itu memiliki fungsi kompleks sebagai pusat pengendali
seluruhaktivitas manusia. Mulai dari sekadar menerima sinyal-sinyal dari berbagai
sensor di badan kita, sampai pada proses pemahaman, analisa, membuat
keputusan, dankemudian melakukan gerakan motorik.Ya, di dalam otak inilah
seluruh aktivitas manusia berpusat. Seluruh panca inderakita dikendalikan oleh
otak. Jika, sel-sel otak yang berkaitan dengan panca inderaitu rusak, maka
fungsi indera kita juga bakal rusak atau tidak berfungsi normal.Katakanlah
fungsi penglihatan. Meskipun organ mata kita sehat wal afiat, tetapikalau
sel-sel pusat penglihatan kita yang berada di Kulit Otak bagian belakangmengalami
kerusakan, kita juga tidak akan bisa melihat.Padahal mata kita masih melek.
Lensa dan retinanya juga masih bagus. Saraf penghubung mata dengan
otak juga sempurna. Semua itu menjadi tidak berarti,ketika sel-sel visual di
otak kita rusak. Seluruhnya menjadi tidak berfungsi.Demikian pula dengan
pendengaran. Komponen-komponen organ telinga semua bagus, mulai dari daun
telinga, gendang telinga, sampai kepada 'kabel' saraf penghubung ke
pusat pendengarannya. Tapi kalau sel-sel di pusat pendengaranya
(kulit otak samping
kiri) yang rusak, maka semua itu menjadi tidak berguna.Suara tetap tertangkap
oleh telinga, kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik sampai ke
otak. Tapi otak tidak bisa memahami suara itu, karena
sel-sel pendengarannya mengalami kerusakan. Dan seterusnya demikian
pula yangterjadi jika pusat penciuman, pusat perabaan, dan pusat perasanya
yang rusak.Selain mengendalikan panca indera, dan sebagai pusat pemahamannya,.
Otak jugamengendalikan seluruh gerakan organ-organ tubuh. Gerakan tangan,
kaki, kepala,dan seluruh otot atau persendian dikendalikan dari otak.
Orang-orang yangterkena serangan stroke, dan kemudian mengalami kerusakan di
pusat kendaligerakan itu, dia bakal mengalami kelumpuhan. Ada yang lumpuh
separuh ada juga yang lumpuh total, seiring dengan
tingkat keparahannya. Rangkaian kerjamotorik itu berada di kulit otak
bagian depan.Lebih jauh, otak juga menjadi pusat bahasa. Mulai dari memori
perbendaharaankata, pemahaman, sampai pada proses verbalnya. Pusat bahasa ini
menempatiwilayah yang sangat luas di otak manusia. Di antaranya daerah
yangmengendalikan lidah dan tangan. Keduanya terkait dengan aktivitas bahasa,
yaitu berbicara dan menulis. Ini menunjukkan bahwa otak manusia memang
didesainoleh Allah untuk banyak berinteraksi dengan bahasa. Struktur otak
yang demikianini tidak dimiliki oleh makhluk lain, selain manusia.Wilayah
bahasa sangat khas pada manusia. Karena dengan bahasa itulah manusiamenampilkan
peradabannya. Manusia bisa menulis dan menyampaikan sejarah peradabannya
dengan bahasa. Manusia menelurkan karya-karya besarnya jugadengan bahasa.
Manusia bisa merumuskan ilmu pengetahuan dan teknologi jugadengan bahasa.
Bahasa menunjukkan betapa manusia adalah makhluk yang palingsempurna di
muka bumi.Lebih jauh, otak juga mengendalikan fungsi -fungsi yang lebih luhur
dalamkehidupannya. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan emosi. Rasa
senang, bahagia, sedih, menderita, benci dan kasih sayang, semuanya
dikendalikan oleh pusat ingatan emosi di bagian otak yang disebut amygdala.
Sedangkan pusatingatan yang bersifat rasional berada di bagian otak yang
disebut Hippocampus.Kalau dipetakan mengikuti wilayahnya, maka otak manusia
bisa dibagi menjaditiga bagian besar. Wilayah I, adalah kulit otak (cortex
cerebri), bagian terluar dariotak. Wilayah ini menjadi basis dari aktivitas
yang berkaitan dengan kemampuanrasional seseorang. Mulai dari kemampuan
menerima rangsang panca indera,memahaminya, menganalisa, dan kemudian merespon
secara motorik.Kehebatan peradaban manusia dalam hal sains dan teknologi,
seperti yang berkembang pesat di abad-abad terakhir ini adalah hasil
berpikir rasional dari kulitotak. Manusia bisa membuat berbagai peralatan
elektronik, komputer, robot,senjata pemusnah masal, pesawat ruang angkasa, dan
lain sebagainya, hanyalah
sebagian dari kehebatan
kerja kulit otak tersebut.Wilayah II, adalah sistem limbik dan bagian lain di
tengah otak yang masih sangatmisterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap
fungsi luhur yang sangat eratterkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil,
pemaaf, mencintai, membenci,sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya
di wilayah bagian tengahotak ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai
pusat ingatan emosi.Ada beberapa komponen otak yang terlibat dalam sistem pengaturan
'fungsi luhur'ini. Di antaranya adalah Gyrus Cingulata, Thalamus,
Hippocampus, NudeusBasal, Prefrontal Cortex, dan amygdala. Tiga di antaranya
ternyata berada diwilayah I, yaitu kulit otak yang berperan dalam aktivitas
rasional. Sedangkanselebihnya, berada di bagian bawah kulit otak, atau bagian
yang berkait denganemosi. Jadi mekanisme sistem limbik yang sistem
mengatur fungsi luhur Limbik itu, ternyata melibatkan dua fungsi otak
sekaligus yaitu fungsi rasional di kulitotak dan fungsi emosi di bagian lebih
dalam otak.Artinya, munculnya rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf, mendendam,
rasa bersalah, sedih dan gembira itu bukan hanya bersifat emosional
belaka, tetapi jugamelibatkan pikiran-pikiran rasional kita.Sistem limbik ini
juga mengatur alam bawah sadar. Di dalam sistem ini tersimpanmemori universal
tentang kebaikan, keburukan, keadilan, kejujuran, dan segalasifat-sifat yang
dianggap baik atau buruk oleh manusia.Tanpa belajar pun semuamanusia tahu
tentang rasa sedih, bahagia, kasih sayang, menderita, dan lainsebagainya.
‘Ingatan’ tentang semua rasa universal itu telah tersimpan memorinyadi dalam
sistem limbik.Kenapa orang tertawa, ketika mendengar atau melihat sesuatu yang
lucu? Atau,kenapa kita menjadi berduka, ketika mendengar atau melihat sesuatu yangmenyedihkan?
Semua itu, karena sudah ada memori tentang perasaan universalmanusia tersebut
di dalam memori sistem limbik. Kita tidak perlu belajar tentangrasa universal
itu.Manusia secara kolektif telah memilikinya di bagian tengah otaknya, yang
terkaitdengan fungsi luhur sebagai manusia. Tidak peduli dia berbangsa dan
berbahasaapa, dia pasti tahu seseorang itu sedang menangis karena sedih atau
karena bahagia. Dia sedang tertawa karena senang ataukah sekadar
menutupikekecewaannya. itu adalah bahasa universal umat manusia.Jadi ke dalam
sistem limbik itu Allah telah mengilhamkan rasa sedih dan gembira,rasa berani
dan takut, rasa puas dan kecewa, rasa tentram dan gelisah, rasasombong dan
rendah hati, bahagia dan sengsara, dan beragam nilai-nilai kebaikandan
keburukan.Sistem nilai itulah yang menjadi acuan dan tolak ukur bagi otak
untuk
mengatakan apakah
sesuatu itu tergolong baik ataukah jelek. Dan kemudian,menjadi acuan apakah
sesuatu itu membahagiakan ataukah menyengsarakan.Kemudian, berdasarkan 'memori
rasa' di dalam sistem limbik itu, muncul perintahlewat sistem endokrin
(kelenjar hormon, enzim, dlsb) yang berpengaruh kepadaseluruh organ tubuh
seperti jantung berdenyut lebih kencang atau melembut, berkeringat
dingin atau tidak, tangan gemetaran, dan seterusnya. Secara lebih jelasakan
kita bahas pada bagian-bagian berikutnya.Sedangkan wilayah III, adalah yang
berkait dengan fungsi dasar kehidupan.Wilayah itu meliputi batang otak dan otak
kecil. Disinilah pusat pengaturandenyut jantung, pernafasan, tekanan darah,
termasuk pengaturan keseimbangandan kehalusan gerakan dilakukan.Selain ketiga
wilayah secara global tersebut, saya kira kita perlu mengetahui beberapa
bagian di dalam otak yang memiliki peran penting dalam pengendaliankehidupan
seseorang.Thalamus. Ini adalah bagian yang terdapat di otak depan, berfungsi
mengatur proses masuknya informasi dari luar otak menuju ke kulit
otak. Selain itu jugamengatur proses terjadinya gerakan organ-organ tubuh lewat
koordinasi kulit otak dan otak kecil. Di bagian ini terjadi persimpangan
saraf-saraf sensorik yangmasuk ke otak.Hypothalamus. Berada di bawah Thalamus.
Ia berfungsi mengatur kestabilan suhu badan, rasa lapar dan haus,
kegiatan seksual, dan berbagai aktivitas badan lainnyatermasuk proses pertumbuhan
dan menstruasi pada perempuan yang dikendalikansecara
hormonal.Hippocampus. Inilah bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori
rasional.Terutama ingatan-ingatan jangka pendek. Hippocampus berbentuk
seperti huruf C, dan terletak di tengah otak. Ia sebenarnya merupakan
bagian dari kulit otak yang menjulur ke bagian dalam otak. Karena itu,
fungsinya terkait erat dengan proses rasional kulit otak.Akan tetapi,
Hippocampus ini juga berperan dalam sistem limbik yang menjadi pusat
fungsi luhur manusia. Inilah bagian yang memberikan pertimbanganrasional
kepada fungsi luhur manusia. Bukan hanya emosional seperti yangdiperankan
oleh amygdala. Neurotransmiter. Ini adalah zat kimia di dalam otak yang
berfungsi membawa pesan antar sel saraf. Zat-zat pembawa pesan ini
diproduksi di dalam sel-sel saraf yang ada di otak, ketika pesan dari otak
harus ditransmisikan ke bagian-bagianlain. Hampir seluruh kegiatan otak
memanfaatkan neurotransmiter untuk menyampaikan pesan.
Dengan membahas struktur
dan fungsi otak ini, kita memperoleh suatu gambaran bahwa ternyata
fungsi kehidupan manusia dikendalikan oleh jaringan lunak yang berada
di dalam kepala itu. Otak bagaikan pusat pemerintahan yangmengendalikan seluruh
wilayah yang menjadi otoritasnya.Mulai dari menangani informasi yang masuk lewat
panca indera, memahaminya,menganalisa, membuat keputusan, sampai pada merespon
lewat gerakan anggotatubuh kita, semua itu diperintah lewat mekanisme
otak. Bahkan, rasa senang,sedih, gembira, mencintai, dan berbagai perasaan
kemanusiaan, semua juga berada dan bersumber di otak manusia.Kita lantas
bertanya-tanya, kalau begitu apakah Jiwa kita berada di otak itu?
Atau bahkan, jangan-jangan, ya otak itu yang disebut Jiwa? Kenapa bertanya
demikian?Sebab, sebagaimana telah kita bahas di depan, bahwa kerusakan sel-sel
otak bisamenyebabkan Jiwa seseorang terganggu bahkan mengalami
kegilaan. sampaidisini kita memperoleh alasan yang kuat untuk menaruh
kecurigaan semacam itu.Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita menelusuri
lebih jauh fungsi otak itu.Barangkali, dengan memahami mekanisme kerjanya kita
bakal memperolehgambaran lebih baik tentang fungsi otak tersebut. Dan kemudian
bisa memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas: benarkah Jiwa ada di
dalam otak? Atau mungkin berada di balik otak? Atau, bahkan otak itu
sendirilah yang disebut Jiwa?Posted by QuranSains at5:52 AM http://quran-et-sains.blogspot.com/2007/03/struktur-dan-fungsi-otak.html
Sebagaimana saya
sampaikan di depan, bahwa otak memiliki dua sisi yang berbeda dalam
eksistensinya. Sisi yang pertama adalah struktur otak. Ia diwakilioleh partikel-partikel
materi yang membentuk atom, kemudian atom-atom itumembentuk molekul, lantas
molekul-molekul membentuk unit terkecil penyusunmakhluk hidup yang disebut
sel.Di dalam sel itulah kompleksitas sistem kehidupan mulai muncul. Di
dalamnyaada inti sel yang memuat kode-kode perintah kehidupan, yang terangkai
dalamuntaian genetika. Di luar sel ada fasilitas-fasilitas pendukung kehidupan
sel.Mulai dari zat RNA yang berfungsi sebagai kurir penyampai pesan
kehidupandalam bentuk kode-kode biokimia. Mitokondria berfungsi sebagai
pabrik penghasil energi untuk kebutuhan sel. Di dalamnya terdapat
berbagai macamenzim yang dibutuhkan untuk proses produksi tersebut.Seluruh sel
terisi oleh cairan yang disebut sitoplosma, di mana ia berfungsisebagai media
lalu lintas berbagai enzim yang menjaga kelangsungan kehidupansel tersebut.
Jalur komunikasi atas seluruh bagian sel dikendalikan oleh pusatkomunikasi
bernama retikulum endoplasma. Dan kemudian, hasil-hasil prosesnya berupa
protein tertentu akan dikemas di suatu bagian yang disebut kompleksgolgi. Dari
sinilah kebutuhan zat-zat di dalam sel tesebut maupun yang ada di sellain,
dipasok.Sel-sel yang sejenis, lantas membentuk suatu jaringan. Dalam konteks
otak, sel-sel itu lantas membentuk jaringan saraf otak menjadi semacam chip
integratedcircuit (IC), dan sejumlah sel pendukung yang disebut glia.
Perbandingan jumlahantara keduanya adalah 1 : 2, yaitu 100 miliar sel saraf
otak dan 200 sel glia.Sel-sel saraf itulah yang membentuk dan membangun
organ otak, dengan struktur yang telah kita bahas di depan. Kehebatan otak
bukan terletak pada masing-masing komponennya, melainkan pada koordinasi fungsi
secara menyeluruh.Meskipun, secara struktural kita melihat peran-peran menonjol
dari beberapa bagian otak. Misalnya, kulit otak, sistem limbik, batang
otak dan otak kecil. Atau,lebih spesifik lagi ada bagian otak yang kita kenal
sebagai Thalamus,Hypothalamus, Hippocampus, amygdala, dan lain sebagainya.
Namun semua ituternyata memiliki saling ketergantungan yang sangat besar. Dan tidak
bisa berdirisendiri.Tadinya, saya menduga bahwa di otak itu ada suatu bagian
yang menjadi'komandan'. Mengendalikan seluruh aktivitas untuk menerima
rangsang,memahami, menganalisa, dan merespon. Tapi setelah menelusuri lebih
jauh, sayamemperoleh kesimpulan yang berbeda, bahwa komandan fungsi
otak secarastruktural itu bukan terdapat pada organ tertentu, melainkan
pada keserasian
fungsinya.Ini memang
menjadikan kita lebih sulit memahami fungsi otak berkaitan denganJiwa. Akan
lebih mudah bagi kita, jika ternyata seluruh kendali otak itu diperintaholeh
bagian tertentu. Maka dengan gampang kita lantas mengatakan : "Oo,
berarti bagian itulah yang menjadi representasi Jiwa."Di kalangan
agama Hindu, Misalnya, percaya bahwa kelenjar hipofise adalah‘mata ketiga’, tempat
lepas dan masuknya Jiwa. Namun, kalau kita tilik fungsistruktural.
(organik)nya, ternyata kelenjar ini bekerja atas perintah Hypothalamussebagai
kelenjar yang menghasilkan hormon. Sedangkan hormon, juga bukanlahsatu-satunya
aktor dalam mekanisme pengaturan hidup manusia. Ia mesti bekerjasama
dengan sinyal-sinyal listrik dan neurotransmiter, sebagaimana telahkita bahas
di depan.Jadi, kayaknya, ia tidak layak disebut sebagai komandan mekanisme
otak.Mestinya, malah lebih layak Hypothalamus. Karena, organ inilah
yangmemerintah kan hipofise untuk mengeluarkan hormon sesuai kebutuhan
tubuh.Ada hormon pengatur pertumbuhan, hormon penentu sifat
laki-laki dan perempuan, hormon yang mengatur mekanisme menstruasi,
sampai pada pengaturan kegiatan-kegiatan seksual.Bahkan Hypothalamus
berfungsi pula untuk menjaga kestabilan temperatur badankita. Ia juga
mengatur rasa lapar dan haus. Dan banyak lagi peran-peran pentingkehidupan.
Kalau begitu, mestinya Dialah yang dimaksud oleh berberapakalangan sebagai
aktor utama dalam kaitannya dengan Jiwa.Posisinya memang di dekat kelenjar
hipofise. Organ yang lebih sedikit lebih besar dari biji kacang itu
terletak di antara hipofise dan Thalamus. Kalau dilihat dariluar kepala
posisinya ada dibagian depan, sekitar dahi. Namun, status sebagai komandan
otak itu juga patut dipertanyakan, karena banyak fungsi lain yang tidak
diperintah oleh hypothalamus. Misalnya, perintahkepada jantung agar terus
berdenyut. Tekanan darah. Atau fungsi pernafasan.Padahal ketiga fungsi itu kan
sangat sentral dalam kehidupan manusia.Ternyata perintah berkaitan dengan
fungsi jantung dan pernafasan itu dilakukanoleh organ yang lain, yaitu Batang
Otak. Posisinya di bagian belakang bawah. Di batang otak inilah terdapat
bagian yang disebut formasi retikularis yang bertanggung jawab terhadap
'fungsi sadar' alias terjaga.Orang yang mengalami koma atau pingsan, denyut
jantung dan tekanan darahserta kestabilan sistem pernafasannya diatur dari
sini. Kalau melihat fungsinyayang sangat sentral, mestinya bagian ini juga layak
disebut sebagai aktor utamadalam pengendalian kehidupan seseorang. Bukan hanya
Hypothalamus. Tapikondisi yang sekadar 'terjaga' juga tidak menggambar kan
fungsi Jiwa yang
sempurna. Ini sekadar
saklar on-off untuk menjalankan fungsi terjaga atau tidak.Demikian pula sistem
limbik. Inilah bagian yang bertanggung jawab terhadap'kesadaran fungsional'
seseorang. Bukan hanya 'terjaga' secara fisik, melainkan juga
'tersadar' dalam arti fungsi luhur keJiwaan. Di sinilah hawa nafsu dan
budi pekerti bertarung untuk saling berkuasa. Di sini juga emosi dan rasio
saling berebut posisi menjadi panglima dalam pikiran seseorang.Kalau
melihat fungsi yang demikian sentral itu, maka sistem limbik juga pantasdisebut
sebagai komandan otak dan menjadi representasi dari Jiwa. Namun,tenyata ia juga
hanya mengomandani sebagian saja dari fungsi otak.Jadi, fungsi otak sebenarnya
terdapat pada sistem keseimbangan kerjasama antar bagian-bagian itu.
Kesempurnaan dan ketinggian fungsi otak hanya muncul jikamasing-masing
bagian menunjukkan perannya secara maksimal, dan kemudian bersinergi
secara harmonis. Bagaikan sebuah musik orkestra. Namun demikian, secara
samar-samar kita bisa menangkap pengelompokanfungsi tertentu. Kalau Misalnya,
pengelompokan itu kita lakukan dalam dua bagian besar, maka akan terbagi
menjadi: pengendali aktivitas fisik dan pengendali psikis.Aktivitas fisik
dikomandani oleh 'Batang Otak' dan Hipothalamus. Batang otak mengatur
fungsi dasar kehidupan yang berkait dengah kesadaran fisik (pernafasandan
mekanisme jantung). Sedangkan Hypothalamus mengatur fungsi kehidupanlanjutannya
seperti pertumbuhan, pencernaan, seksualitas, kestabilan
temperatur badan, dan lain sebagainya.Sedangkan Aktivitas psikis
dikomandani oleh sistem limbik. Ia mengatur fungsiluhur kemanusiaan dengan
melibatkan pusat rasio (Hippocampus) dan pusatemosi (amygdala).Ternyata
dalam dunia kedokteran di Indonesia, penanganan masalah-masalah
otak juga dibagi menjadi dua bidang, yaitu, kedokteran saraf
(neurologi) dankedokteran Jiwa (psikiatri). Meskipun keduanya sebenarnya saling
terkait. Dalamkonteks yang lebih umum, kita lantas bisa menyebutnya
sebagai 'Otak Lahir' dan'Otak Batin'.Dalam bidang kedokteran disebut sebagai
'Otak Struktural' dan 'Otak Fungsional'.Dokternya disebut sebagai dokter
Saraf dan dokter Jiwa.Jadi, kalau begitu, apakah sistem limbik bisa diartikan
sebagai Jiwa itu sendiri? Nah, disinilah muncul 'titik kritis' nya.Secara
fungsional, sistem limbik ini memang merepresentasikan banyak haltentang fungsi
Jiwa. Berbagai macam perasaan 'berkecamuk' di sistem ini, dalam
bentuk
sinyal-sinyal listrik dan silang sengkarutnya neurotransmiter antar sel
yangterlibat.Bagi seorang dokter saraf, munculnya rasa gembira dalam diri
seseorangsebenarnya tak lebih dari lepasnya neurotransmiter enkefalin. Zat
inilah yangmenyebabkan rasa gembira itu muncul. Demikian pula rasa cemas dan
ketakutan,itu sebenarnya tak lebih dari terlepasnya adrenalin, yang menyebabkan
jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin.Atau, perasaan malas dan
sulit berkonsentrasi sebenarnya 'hanyalah'meningkatnya neurotransmiter GABA dan
Serotonin di saraf otak yang berpengaruh pada performa kerja otak secara
keseluruhan. Dan lain sebagainya.Jadi betapa sederhananya, apa yang disebut
'Perasaan' itu. Sekali lagi, perasaanadalah sekadar muncul dan beredarnya
neurotransmiter tertentu sesuai dengan jenis perasaannya??!!Pertamakali
saya memperoleh informasi ini saya termenung cukup lama. Dankemudian mencoba
merasakan dalam diri saya. Saya tidak puas dengankesimpulan itu, meskipun saya
tidak bisa membantahnya.Saya lantas berdiskusi panjang lebar dengan seorang
kakak saya yang kebetulandokter saraf (neurolog). Dia mengatakan memang
begitulah fungsi otak dipandangdari segi neurologi. Bahwa berbagai macam
perasaan itu identik dengan zat-zat biokimiawi yang disebut
nerotransmiter.Saya lantas bertanya lebih jauh, manakah yang lebih dulu muncul
: 'perasaan takutataukah adrenalin?' Ternyata jawabannya adalah perasaan takut
itulah yang lebihdulu muncul, barulah kemudian otak melepaskan adrenalin yang
membawa efek berantai ke seluruh organ-organ tubuh.Demikian pula,
antara rasa gembira dan enkefalin, ternyata lebih dulu rasagembira. Barulah
kemudian memicu neurotransmiter enkefalin. Dan seterusnya.Akan tetapi, saya
sebenarnya tidak terlalu puas dengan kesimpulan itu, karenaternyata muncul
kenyataan berikutnya : jika neurotransminter tertentu muncul,fungsi Jiwa itu
pun bisa muncul, sebagai akibatnya.Contohnya, jika kadar adrenalin atau
epinefrin kita meningkat, maka kita bakalmenjadi uring-uringan, tanpa jelas
ujung pangkalnya. Begitu pula jika kadar GABA kita naik, tiba-tiba timbul
rasa malas dalam pikiran kita. Dan, selanjutnya,kalau serotonin lagi turun,
maka tiba-tiba kewaspadaan dan konsentrasi kita punikut turun. Kalau begitu,
mana yang lebih duluan 'perasaan' ataukahneurotransmiter? Ini jadi kayak kasus
‘ayam dan telur’, duluan mana?'.Tapi, karena ada kasus yang menunjukkan
bahwa 'perasaan' bisa memicu
munculnya neuro
transmiter tertentu, maka saya memilih bersikap bahwa antara perasaan dan
neurotransmiter, mesti lebih substansial ‘perasaan’. Meskipunneurotransmiter
itu bisa memicu munculnya ‘perasaan’.Jika demikian, timbullah pertanyaan
berikutnya: 'Bagaimanakah prosesmunculnya perasaan di benak kita? Bentuknya
seperti apa? Posisinya dimana?'Dan, bagaimana pula proses berubahnya ‘perasaan’
yang begitu abstrak menjadizat kimiawi dengan efek organiknya yang begitu
nyata?' Hal ini akan kita bahasdalam bagian-bagian berikutnya, secara lebih
komprehensif.Pada tahap ini, saya hanya ingin mengajak Anda untuk
menegaskan pemahaman, bahwa otak kita memiliki sifat nyata (lahiriah)
alias 'struktural' dan sifat abstrak (batiniah) alias 'fungsional'.Posted
by QuranSains at5:46 AM http://quran-et-sains.blogspot.com/2007/03/otak-fisik-dan-otak-batin.html
Jiwa adalah sumber
kekuatan seseorang. Orang yang Jiwanya lemah, akan tampilsebagai sosok yang
lemah. Sedangkan orang yang berjiwa kuat akan tampilsebagai sosok yang
'kuat' pula. Tentu saja, bukan sekadar dalam arti fisik.Melainkan 'kekuatan'
pribadinya dalam menghadapi gelombang kehidupan.Orang yang memiliki
Jiwa kuat, bukan hanya berpengaruh pada keteguhan pribadinya,
melainkan bisa digunakan untuk mempengaruhi orang
lain, bahkan benda-benda di sekitarnya.Anda melihat betapa besarnya
kekuatan yang ditebarkan oleh Bung Karno sebagaiahli pidato. Ia bisa
mempengaruhi ribuan orang hanya dengan kata-katanya.Ribuan orang terpesona dan
rela berpanas-panas, berdesak-desakan, atau berjuangdan berkorban, mengikuti
apa yang dia pidatokan.Anda juga bisa merasakan, betapa hebatnya kekuatan
yang digetarkan olehMozart dan Beethoven lewat karya-karya musiknya. Berpuluh
tahun karya merekadimainkan dan mempesona banyak musikus atau penikmat musik
di seluruhdunia.Atau, lebih dahsyat lagi, adalah kekuatan yang terpancar
dari Jiwa rasulullah saw.Keteladanan dan risalah yang beliau bawa telah mampu
menggetarkan satusetengah miliar umat Islam di seluruh penjuru planet bumi ini
untuk mengikutinya. Bahkan terus berkembang, selama hampir 1500 tahun
terakhir.Bagaimana semua itu bisa terjadi? Dan darimana serta dengan cara apa
kekuatanyang demikian dahsyat itu terpancar? Semua itu ada kaitannya dengan
kekuatanJiwa yang terpancar dari seseorang. Dengan mekanisme otak sebagai pintu
keluar masuknya.Posted by QuranSains at5:38 AM http://quran-et-sains.blogspot.com/2007/03/kekuatan-otak-kekuatan-jiwa.html
Mempelajari aktivitas
otak, berarti juga mempelajari aktivitas Jiwa. Kenapademikian? Karena seperti
telah kita bahas di depan, Jiwa adalah program-programistimewa yang dimasukkan
ke dalam sel-sel otak oleh Allah. Dan program- program itu lantas
berkolaborasi membentuk suatu sistem di dalam organ otak.Karena itu, setiap apa
yang dihasilkan otak adalah pancaran dari aktivitas Jiwakita.Bagaimana
memahaminya? Banyak cara. Di antaranya dengan memahami produk-produk otak
sebagai organ pemikir. Kalau kita membaca karya seseorang, baik berupa
karya tulis, musik, pidato, atau karya-karya seni dan ilmu pengetahuan
lainnya, kita sedang memahami pancaran jiwa seseorang.
Di dalam karya itu
terkandung energi, yang tersimpan di dalam maknanya. Untuk bisa
merasakan energi tersebut tentu kita harus menggunakan Jiwa untuk memahaminya.Jika
kita sekadar menggunakan panca indera terhadap suatu karya, tapi hati atauJiwa
kita tidak ikut dalam proses pemahaman itu, tentu kita tidak bisa
merasakan besarnya energi yang terpancar. Karya itu tidak lebih hanya
sebagai seonggok benda mati. Tapi, begitu kita melibatkan hati dan
Jiwa, tiba-tiba karya itu menjadihidup dan bermakna.Yang demikian itu bisa
terjadi pada pemahaman apa saja. Setiap kali kita inginmenangkap makna, maka
kita harus melibatkan hati dan Jiwa. Hati adalah sensor penerima
getaran universal di dalam diri seseorang. Ada yang menyebutnyasebagai indera
ke enam.Kombinasi antara panca indera dan hati akan menyebabkan kita bisa
melakukan pemahaman. Tapi semua sinyalnya tetap dikirim ke otak sebagai
pusat pemahaman atas informasi panca indera dan hati tersebut. Di situlah
Jiwa bekerjasebagai mekanisme kompleks dari seluruh rangkaian software yang ada
di sel-selotak. Itulah yang difirmankan Allah dalam berbagai ayatnya, bahwa
pemahamanmesti melibatkan hati, sebagai sensornya.QS. A'raaf (7) : 179Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jindan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar. Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi.Mereka itulah orang-orang yang lalai.QS. Ar Ruum (30) 59Demikianlah
Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.QS. Al Hajj (22)
: 46maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hatiyang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang denganitu
mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,tetapi
yang buta, ialah hati yang di dalam dada.Jadi, otak memancarkan gelombang
energi yang tersimpan di dalam maknanya.Makna itu sendiri sebenarnya bukanlah
energi, meskipun ia mengandung energi.Makna juga bukan materi. Makna adalah
makna alias ‘informasi’.Selama ini, kita memahami eksistensi alam semesta hanya
tersusun dari 4
variable, yaitu Ruang,
Waktu, Materi dan Energi. Sebenarnya, 'Informasi' adalahvariable ke 5 yang
turut menyusun alam semesta.Para pakar Fisika tidak memasukkan 'Informasi'
sebagai salah satu variable penyusun alam, karena pengukuran 'Informasi'
itu tidak bisa dilakukan oleh alatukur material seperti mengukur Ruang,
Waktu, Energi dan Materi. Makna atauinformasi hanya bisa diukur oleh ‘perasaan’
makhluk hidup.Tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasikini semakin bisa diukur secara lebih kuantitatif bukan
hanya kualitatif saja.Sehingga, saya kira sudah waktunya kita memasukkan
'variable Informasi' sebagaiSalah satu dari 5 variable penyusun eksistensi alam
semesta. Nah, variabel ke 5 inilah yang banyak berperan ketika kita
membicarakanmakhluk hidup. Khususnya yang berkaitan dengan Jiwa dan Ruh. Sebab,
ukuran-ukuran yang bisa kita kenakan pada aktivitas Jiwa dan Ruh itu bukan
cumasebatas ukuran Ruang, Waktu, Energi dan Materi, melainkan ukuran
'informasi'alias 'makna'. Dan itu belum terwadahi oleh 4 varaibel
tersebut.Mungkinkah ada suatu peralatan yang bisa mengukur baik dan buruk?
Atauadakah alat secanggih apapun yang bisa mengukur tingkat keindahan,kejengkelan,
kebosanan, ketentraman, kebencian, kedamaian, dan kebahagiaan?Semua itu
terkait dengan informasi dan makna. Sebenarnyalah ‘makna’ itumemiliki arti yang
lebih mendalam dibandingkan sekedar informasi.Meskipun, tidak bisa diukur
secara langsung sebagaimana mengukur kuantitasRuang, Waktu, Energi dan
Materi, tapi informasi dan 'makna' itu bisa bermanifestasi ke dalam Ruang,
Waktu, Materi dan Energi. Informasi dan Maknamenjelajah ke seluruh dimensi
tersebut.Sebagai contoh, rasa bahagia bisa terpancar di wajah seseorang (dalam
bentuk materi dan energi), dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat
(menempatiRuang dan Waktu).Informasi tersebut juga bisa ditransfer kepada orang
lain, sehingga memunculkanenergi tertentu. Jika anda sedang merasa gembira, kemudian
menceritakankegembiraan itu kepada orang dekat anda, maka orang itu akan merasa
ikut bergembira. Dan ketika dia ikut merasa gembira, dia sebenarnya telah
menerimaenergi kegembiraan itu dari anda. Dia tiba-tiba terdorong untuk
tertawa, atau bahkan menangis gembira.Dalam bentuk apakah energi
kegembiraan itu terpancar ke orang dekat anda?Apakah suara anda yang keras dan
menggetarkan gendang telinganya itu yangmenyebabkan dia tertawa? Pasti bukan.
Apakah juga karena suara anda yangmengalun merdu, sehingga ia ikut
gembira. Juga bukan. Yang menyebabkan diaikut gembira adalah karena 'isi'
alias 'makna' cerita anda itu.
Dan uniknya, energi yang
tersimpan di dalam makna itu tidak bisa diukur besarnya secara
statis, seperti mengukur waktu, atau energi panas. Energi'informasi' itu
besarnya bisa berubah-ubah bergantung kepada penerimanya.Kalau si penerima
berita demikian antusias dalam menanggapi berita gembira itu,maka dia akan
menerima energi yang lebih besar lagi. Mungkin dia bisa tertawasambil berurai
air mata gembira, berjingkrak-jingkrak, dan seterusnya. Padahal, bagi
orang lain, berita yang sama tidak menimbulkan energi sehebat itu.Dimana kunci
kehebatan transfer energi informasi itu berada? Terletak pada duahal, yang
pertama adalah makna yang terkandung di dalamnya, sejak dariinformasi itu
berasal. Dan yang kedua, sikap hati si penerima informasi.Keduanya bisa saling
memberikan efek perlipatan kepada energi yang dihasilkan.Jadi kekuatan energi
informasi terletak pada 'kualitas interaksi' antara sumber informasi, penerima,
dan makna yang terkandung di dalamnya. Dan, semua itu berlangsung dengan
sangat dinamis. Itulah yang terjadi dalam mekanisme pancaran
gelombang otak kita, sebagai representasi Jiwa.Memang dalam kadar tertentu,
otak memancarkan gelombang dengan frekuensiyang bisa ditangkap dengan
mengunakan alat-alat perekam elektromagnetik tertentu. Katakanlah electric
Encephalograph atau Magneto Encephalograph. Tapiyang terukur di sana
hanyalah amplitudo dan frekuensinya saja. Atau, mungkinditambah dengan
pola gelombangnya. Sama sekali tidak bisa diukur berapa besar energi
'makna' yang tersimpan di dalamnya. Misalnya, apakah orang yang
diukur gelombang otaknya itu sedang gembira atau bersedih. Atau, lebih
rumit lagi,apakah dia sedang berpikir jahat atau berpikir baik.Energi makna itu
baru bisa diketahui ketika dipersepsi lewat sebuah interaksidengan orang lain.
Artinya, sampai sejauh ini alat ukur yang digunakan haruslahmakhluk hidup, yang
memiliki 'hati' dan Jiwa sederajat dengan sumber informasi. Namun
demikian, secara umum, kita bisa mengetahui kondisi Jiwa seseoranglewat jenis
gelombang otak dan frekuensi yang dipancarkannya. Misalnya, kalauotak seseorang
memancarkan gelombang dengan frekuensi 13 Hertz atau lebih,dia sedang keadaan
sadar penuh alias terjaga.Kalau pancaran gelombang antara 8 - 13 hertz, maka
dia sedang terjaga tapi dalamsuasana yang rileks alias santai. Jika otaknya
memancarkan gelombang di bawah8 hertz, maka orang itu mulai tertidur. Dan jika
memancarkan frekuensi lebihrendah lagi, di bawah 4 Hz, ia berarti tertidur
pulas. Dan ketika bermimpi, diakembali akan memancarkan frekuensi gelombang
yang meningkat, meskipun diatidak terjaga.Jadi, secara umum kita melihat bahwa
'aktivitas' otak seiring dengan aktivitas
Jiwa. Aktivitas Jiwa
bakal memancarkan energi Makna. Energi makna itu lantasmemicu munculnya energi
elektromagnetik di sel-sel otak. Dan berikutnya, energielektromagnetik tersebut
memunculkan jenis-jenis neurotranmister dan hormontertentu yang terkait dengan
kualitas aktivitas Jiwa itu. Misalnya neurotransmiter untuk kemarahan
berbeda dengan gembira, berbeda dengan sedih, malas, dan lainsebagainya seperti
telah kita bahas di depan.Posted by QuranSains at5:36 AM