KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA I
TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK:
-INSPEKSI
-AUSKULTASI
-PALPASI
-PERKUSI
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama Anggota :
- AKLIMA
- AL
ANSHARI
Kelompok : I
Tingkat :
I’C
Dosen Pembimbing : IDA
SAFRIAYANTI. SKM
AKADEMI KESEHATAN PEMKAB ACEH UTARA
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “ Teknik Pemeriksaan fisik ”.
Shalawat beriring salam penulis ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan pada saat ini.
Penyusunan makalah ini
merupakan suatu tugas yang di berikan oleh guru / pembimbing yang mengajar pelajaran KDM I di AKKES PEMKAB
ACEH UTARA, Jurusan Keperawatan.
Dalam penulisan makalah
ini terdapat sedikit kendala dalam peyelesaiannya, akan tetapi berkat bimbingan
dan arahan pembimbing maka permasalahan tersebut bisa diatasi, sehingga makalah
ini selesai tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini
penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
kepada Ibu YUSNIDARYANI,M.KES selaku koordinator pelajaran KDM I, serta
kepada Ibu IDA SAFRIYNTI.SKM selaku pembimbing saya di bidang pelajaran KDM I,
dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah dan bunda tercinta serta
semua keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan dan do’a kepada
penulis, dan seluruh staf dosen dan Serta petugas yg di AKKES PEMKAB ACEH UTARA,
serta rekan-rekan seperjuangan khususnya D3 dan yang dengan canda tawanya telah
mengiringi penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi semua pembaca dan
pemerhati ilmu.
Lhokseumawe,
25 September 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR
JUDUL........................................................................................
KATA
PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR
ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Pemeriksaan Fisik
Abdomen………………………………………………………
1.2
Topografi Anatomi…………………………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Inspeksi……………………………………………………………………………….
2.2
Auskulasi………………………………………………………………………….....
2.3
Palpasi………………………………………………………………………………..
2.4
Perkusi………………………………………………………………………………..
BAB
III METODE
PENELITIAN
3.1
Untuk Pemeriksaan Hepar Prosedur……………………………………………
3.2
Untuk Pemeriksaan Lien Prosedur……………………………………………...
3.3
Untuk Pemeriksaan Ginjal Abdomen Prosedur………………………………..
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................
4.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB
I
1.1 PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah
inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.Auskultasi dilakukan sebelum kita
melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan agar hasil pemeriksaan
auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.
1.2
TOPOGRAFI ANATOMI ABDOMEN
Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen
yang umum dipakai untuk menentukanlokalisasi kelainan, yaitu:
1. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat
garis vertikal dan horizontal melaluiumbilicus, sehingga terdapat daerah
kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.
2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan
membuat dua garis horizontal dan dua garis vertical;
- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi
bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang keduadibuat melalui titik spina
iliaka anterior superior (SIAS).
- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui
titik pertengahan antara SIAS dan mid-lineabdomen.
- Terbentuklah daerah hipokondrium kanan,
epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan,umbilical, lumbal kanan, iliaka
kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan iliaka kiri.Pada keadaan normal, di
daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat dan
teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat
teraba di daerah tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah
kuadaran kiri bawah, kolon asendens dansaecum teraba lebih lunak di kuadran
kanan bawah. Ginjal yang merupakan organ retroperitonealdalam keadaan normal
tidak teraba. Kandung kemih pada retensio urine dan uterus gravid terabadi
daerah suprapubik.
BAB II
2.1 INSPEKSI
Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur
terlentang dan diamati dengan seksama dindingabdomen. Yang perlu diperhatikan
adalah:
- Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat,
coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun padaorang tua dan dehidrasi),
kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan(penyakit
ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya),
striae(gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena
(obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
- Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau
scaphoid (cekung).
- Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local
(hernia, hepatomegali, splenomegali, kistaovarii, hidronefrosis).
- Gerakan dinding abdomen pada peritonitis
terbatas.
- Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya
dapat diperkirakan organ apa atau tumor apa.
- Peristaltik; gerakan peristaltik usus
meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dindingabdomen dan bentuk usus juga
tampak (darm-contour).
- Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan
aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasidi daerah epigastrium dan
umbilical.Perhatikan juga gerakan pasien:
- Pasien sering merubah posisi: adanya obstruksi
usus.- Pasien sering menghindari gerakan: iritasi peritoneum generalisata.
- Pasien sering melipat lutut ke atas agar
tegangan abdomen berkurang/ relaksasi: peritonitis.
- Pasien melipat lutut sampai ke
dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri:
pankreatitis parah.
2.2
AUSKULTASI
Kegunaan auskultasi
ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluhdarah.
Dilakukan selama 2-3 menit.- Mendengarkan suara peristaltic usus.Diafragma
stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh
bagianabdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan
udara dalam usus.Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat
disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksimakin berat, abdomen tampak
membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti dentingankeeping uang
logam (metallic-sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan
melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampaihilang. Mendengarkan suara
pembuluh darah.Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic,
atau kedua fase. Misalnya pada aneurismaaorta, terdengar bising sistolik
(systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bisingvena (venous
hum) di daerah epigastrium.
2.3
PALPASI
Beberapa pedoman untuk
melakukan palpasi, ialah:
- Pasien diusahakan
tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya
pemeriksaandilakukan tidak buru-buru.
- Palpasi dilakukan
dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan
untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar
tidak melakukan penekananyang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding
abdomen.
- Palpasi dimulai dari
daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkannyeri,
sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
- Bila dinding abdomen
tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk menekuk
lututnya.Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan menekan
daerahmuskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus
rectus relaksasi, maka ituadalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang
selama siklus pernapasan, itu adalahspasme sejati.
- Palpasi bimanual; palpasi
dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di bagian
pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan
dindingabdomen.
- Pemeriksaan
ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.Caranya dengan
melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepattangan
ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ
ataumassa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba
saat memantul.
Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa
ginjal, dimana gerakan penekanan pada organoleh satu tangan akan dirasakan
pantulannya pada tangan lainnya. Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/
besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya,tepinya, permukaannya, fiksasi/
mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya.Sebaiknya
digambarkan skematisnya.Palpasi hati; dilakukan dengan satu tangan atau
bimanual pada kuadran kanan atas. Dilakukan palpasi dari bawah ke atas
pada garis pertengahan antara mid-line & SIAS. Bila perlu pasiendiminta
untuk menarik napas dalam, sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati
dinyatakandengan berapa sentimeter di bawah lengkung costa dan berapa
sentimeter di bawah prosesusxiphoideus.
2.4
PERKUSI
Perkusi berguna untuk
mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan,
menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat
atau massa berisi cairan (kista),adanya udara yang meningkat dalam lambung dan
usus, serta adanya udara bebas dalam ronggaabdomen. Suara perkusi abdomen yang
normal adalah timpani (organ berongga yang berisiudara), kecuali di daerah hati
(redup; organ yang padat).
Orientasi abdomen secara
umum. Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis
untuk mengetahuidistribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada
perforasi usus, pekak hati akanmenghilang. Cairan bebas dalam rongga
abdomenAdanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara
perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara
dullness dominant. Karena cairan itu bebasdalam rongga abdomen, maka bila
pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisiterendah.
Cara pemeriksaan
asites:o Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).Teknik ini
dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah ketukan pada satu
sisidinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan yang akan diteruskan ke
sisi yang lain.Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan
kiri pada satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang-ulang
pada dinding abdomen sisi yang lain. Tangankiri kan merasakan adanya tekanan
gelombang.o Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).Prinsipnya cairan bebas
akan berpindah ke bagian abdomen terendah. Pasien tidur terlentang,lakukan
perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke redup pada kedua sisi. Lalu
pasien dimintatidur miring pada satu sisi, lakukan perkusi lagi, tandai tempat
peralihan suara timpani ke redupmaka akan tampak adanya peralihan suara redup.
BAB
III
3.1
Untuk pemeriksaan hepar prosedur:
1. Melakukan
perkusi batas bawah hepar: Mulai dari bawah umbilikus di mcl kanan perkusi
dari bawah ke atas sampai suara redup (tidak ada pergeseran ke bawah/
Obstruksi paru kronik).
2. Melakukan
perkusi batas atas hepar: daerah paru ke bawah sampai suara redup.
3. Mengukur
tinggi antara daerah redup (tidak ada pembesaran hepar).
4. Melakukan
palpasi dengan meletakkan tangan kiri dibelang penderita menyangga costa
ke-11/12sejajar, minta penderita rileks.
5. Mendorong
hepar ke depan, diraba dari depan dengan tangan kanan.
6. Menempatkan tangan kanan pada lateral otot rektus kanan, jari di
batas bawah hepar dan tekanlembut ke arah atas.
7. Meminta
pasien bernafas dalam terasa sentuhan hepar bergerak ke bawah (tangan
dikendorkanagar hepar meluncur dibawah jari sehingga meraba permukaan yang
lunak tidak berbenjol, tepitegas/tajam, tidak ada pembesaran).
3.2
Untuk pemeriksaan lien prosedur:
- Perkusi daerah ics terbawa di
linea axillaris anterior kiri (timpani)
- Meminta pasien menarik nafas
panjang lakukan perkusi lagi (kalau redup berarti pembesaranlimfe
atau bisa normal false positive splenic percussion sign)
- Melakukan perkusi daerah redup
dari berbagai arah (redup meluas berarti pembesaran limpa) perlu
dilakukan palpasi untuk memastikan
- Melakukan palpasi dengan
meletakkan tangan kiri menyangga dan mengangkat costa bagian bawah
kiri sebelah penderita. Tangan kanan diletakkan di bawah arcus aorta
kemudian tekan kearah lien
- Meminta penderita bernafas
dalam-dalam merasakan lien dengan ujung jari (lien membesar atautidak)
- Mengulangi pemeriksaan pada
posisi pasien miring ke kanan dengan tungkai paha dan lutut flexiagar lien
mudah teraba
- Memperkirakan jarak letak lien
dengan costa kiri terbawah
3.3
Untuk pemeriksaan ginjal abdomen prosedur:
- Melakukan palpasi Ginjal Kanan:
Posisi di sebelah kanan pasien.
- Meletakkan tangan kiri di
belakang penderita, paralel pada costa ke-12, ujung cari menyentuhsudut costovertebral
(angkat untuk mendorong ginjal ke depan).
- Meletakkan tangan kanan dengan
lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus, minta pasien
menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam
di bawaharcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan
ukuran, nyeri tekan ga).
- Minta pasien membuang nafas dan
berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan bagaimana ginjal
kembali waktu ekspirasi.
- Dilanjutkan dengan palpasi
Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan
untuk menyangga dan mengangkat dari belakang.
- Meletakkan tangan kiri
dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus,
minta pasienmenarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri
dalam-dalam di bawah arcus aortauntuk menangkap ginjal di antar kedua
tangan (normalnya jarang teraba)Untuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur
tambahannya.
- Memperlsilahkan penderita untuk
duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa berdiri di belakang
penderita
- Meletakkan satu tangan pada
sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal1 dan
memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kanan)
- Meletakkan satu tangan pada
sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal1 dan
memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kiri)
- Meminta penderita untuk
memberiksan respons terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit
Pengertian
Ikterus
Ikterus adalah wama
kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya penumpukan bilirubin
akibat peningkatan kadarnya dalam darah. Harga Normal bilirubin dalam darah :
Direk < 1,0 mg, Indirek < 2,0 mg%.
Harga patologis
(kelainan) bilirubin dalam darah:
- Indirek bayi aterm
> 12mg%
- Indirek bayi prematur
> 10 mg%
- Peningkatankadar0;2rng/ja;natau4mg/hariPenumpukan
bilirubin disebabkan oleh :
1. Pemecahan eritrosit (sel darah merah) berlebihan.
2. Gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi
kurang bulan.
3. Gangguan konjugasi.
4. Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar.
5. Gangguan ekskresi atau obstruksiIkterus FisiologisBila
penumpukan bilirubin tídak mengganggu.
-
Tampak pada hari ke 3 ± 4
- Bayi tampak normal/sehat
- Kadarnya <
12 mg%
- Menghilang paling
lambat 10- 14 hari
- Tidak ada
faktor resiko
- Sebab
: proses físiologisIkterus Patologis
- Biasanya
timbul pada bayi umur < 36 jam
- Cepat berkembang- Bisa disertai lebih lama >
2 Minggu
- Ada faktor resiko
- Dasar
: proses patologis
Pemeriksaan KlinisPenentuan derajat ikterus
menurut pembagian zona tubuh (menurut KRAMER)
I Kramer I Daerah kepala(Bilirubin total 5 7 mg)
I Kramer II Daerah dada pusat(Bilirubin total 7 10 mg%)
I Kramer III Perut dibawah pusat s/d
lutut(Bilimbin total 10 13 mg)
I Kramer IV Lengan s/d pergelangan tangan tungkai
bawah s/d pergelangan kaki(Bilirubin total 13 17 mg%)
I Kramer V s/d telapak tangan dan telapak
kaki(Bilirubin total >17 mg%).
Pembesaran
Hati (Hepatomegali)
Pembesaranorganhati yang disebabkan oleh berbagai jenis
penyebab seperti infeksi virushepatitis, demam tifoid, amoeba,pemimbunan lemak
(fatty liver), penyakit keganasan sepertileukemia, kanker hati (hepatoma) dan
penyebaran dari keganasan (metastasis).
Etiologi
Penyebab yang sering ditemukan:
- Alkoholisme
- Hepatitits A
- Hepatitis B
- Gagal jantung kongestif (CHF, congestiveheartfailure)
- Leukemia
- Neuroblastoma
- Sindroma Reye
- Karsinoma hepatoseluler
- Penyakit Niemann
-Pick
- Intoleransi fruktosa bawaan
- Penyakit penimbunan glikogen
- Tumor metastatic
- Sirosis bilier
primer
- Sarkoidosis
- Kolangitis sklerotik
- Sindroma hemolitik-uremik.
Gejala
Hati yang membesar biasanyatidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat,
bisamenyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh. Jika
pembesaran terjadi secaracepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Diagnosa
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui
dinding perut selama pemeriksaan fisik.Jika hati teraba lembut, biasanya
disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan olehdarah atau
penyumbatan awal dari saluran empedu.Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak
teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.Benjolan yang nyata biasanya diduga
suatu kanker.Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan
penyebab membesarnyahati adalah: rontgen perut, CT scan perut, dan tes
fungsi hati.
Pembesaran
Limpa
Limpa menghasilkan,
memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah.Limpa merupakan organ sebesar
kepalan tinju yang lembut dan berongga-rongga, dan berwarnakeunguan.Limpa
terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di
sebelah kiri.Limpa berfungsi sebagai 2 organ. Bagian yang putih merupakan
sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas
membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darahmerah
yang rusak).Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung
dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi.Limfosit
dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa.
Bagian merah limpa
mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yangtidak
diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah.Bagian
merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua
atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya.Karena
itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai kuburan sel darah merah.Bagian
merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel
darah putih dan trombosit.
Pada banyak binatang,
bagian merah ini melepasakan elen darah ke dalam darah sirkulasi padasaat tubuh
memerlukannya; tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan merupakan
fungsilimpa yang penting.Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi),
tubuh akan kehilangan beberapakemampuannya untuk menghasilkan antibodi
pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari
tubuh.Sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan
berkurang.Tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan
fungsinya dalammelawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga
peningkatan resikoterjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.Jika
limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan
sel-seldarah akan meningkat.Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah
sel darah merah, sel darah putih dantrombosit dalam sirkulasi.Jika limpa yang
membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini
akanmenyumbat limpa dan mengganggu fungsinya.Proses ini menyebabkan suatu
lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkapdalam limpa, maka
limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akansemakin banyak
sel yang terperangkap.Jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari
sirkulasi (hipersplenisme), bisa timbulsejumlah masalah, seperti:
- anemia (karena jumlah
sel darah merah berkurang)
- sering mengalami
infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)
- kelainan perdarahan
(karena trombosit berkurang).
Pada akhirnya limpa yang
sangat membesar juga menangkan sel darah merah yang normal danmenghancurkannya
bersama dengan sel-sel yang abnormal.
Penyebab:
1. Infeksi- Hepatitis- Mononukleosis infeksiosa-
Psitakosis- Endokarditis bakterialis subakut- Bruselosis- Kala-azar -
Malaria- Sifilis- Tuberkulosis
2. Anemia- Elliptositosis herediter -
Sferositosis herediter - Penyakit sel sabit (terutama pada anak-anak)-
Thalassemia
3. Kanker darah dan penyakit proliferatif -
Penyakit Hodgkin dan limfoma lainnya- Leukemia- Mielofibrosis-
Polisitemia vera
4. Penyakit peradangan- Amiloidosis- Sindroma
Felty- Sarkoidosis- Lupus eritematosus sistemik
5. Penyakit hati- Sirosis
6. Penyakit penimbunan- Penyakit Gaucher -
Penyakit Hand-Schller-Christian- Penyakit Lettere-Siwe- Penyakit
Niemann-Pick
7. Penyebab lain- Kisata dalam limpa- Penekanan
terhadap vena dari limpa atauvena yang menuju ke hati- Bekuan darah dalam vena
dari limpa atauvena yang menuju ke hati. GEJALALimpa yang membesar tidak
menyebabkan banyak gejala, dan tidak satupun gejala yangmenunjukkan penyebab
membesarnya limpa. Limpa yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa
menekan lambung, sehingga penderita bisa merasakan perutnya penuh meskipun
baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan belummakan apa-apa.Penderita juga
bisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di daerah limpa, yang
bisamenjalar ke bahu, terutama jika sebagian limpa tidak mendapatkan cukup
darah dan mulai mati DIAGNOSA.
Biasanya pada pemeriksaan fisik, seorang dokter
dapat merasakan adanya pembesaran limpa.Pembesaran limpa juga bisa terlihat
pada foto rontgen perut.Kadang diperlukan CT scan untuk menentukan
besarnya limpa dan melihat adanya penekananterhadap organ di sekitarnya. MRI
scan juga memberikan hasil yang sama dengan CT scan dan juga bisa mengikuti
alirandarah yang melalui limpa. Pemeriksaan penyaringan lainnya menggunakan
partikel radioaktif yang ringan untuk mengukur besarnya limpa dan
fungsinya serta untuk menentukan apakah terdapat penumpukan
atau penghancuran sel darah dalam jumlah besar.Pemeriksaan darah menunjukkan
berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dantrombosit.Pada
pemeriksaan dibawah mikroskop, bentuk dan ukuran sel darah bisa memberikan
petunjuk mengenai penyebab membesarnya limpa.Pemeriksaan sumsum tulang
dapat menemukan adanya kanker sel darah (misalnya leukemia ataulimfoma) atau
penumpukan bahan-bahan yang tidak diinginkan.Kadar asam urat (produk sisa
yang ditemukan dalam darah dan air kemih) dan kadar alkalinfosfatase (suatu
enzim yang ditemukan pada beberapa sel darah) dalam leukosit, juga diukur untuk
menentukan apakah terdapat leukemia atau limfoma.
PENGOBATAN Jika memungkinkan,
dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan
terjadinya pembesaran limpa. Pengangkatan limpa melalui pembedahan jarang
diperlukan dan bisa menyebabkan masalah,seperti kepekaan terhadap infeksi yang
serius.Tetapi pada keadaan tertentu resiko ini lebih baik dihadapi, yaitu jika:
- limpa dengan sangat cepat menghancurkan sel
darah merah sehingga terjadi anemia yang berat.
- cadangan sel darah putih dan trombosit sangat
berkurang, sehingga mudah mengalami infeksidan perdarahan- limpa sangat
membesar sehingga menyebabkan nyeri atau menekan organ lainnya.
- limpa sangat membesar sehingga sebagian dari
limpa mengalami perdarahan atau mati.